1. Dalam hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu:
Yang pertama: Hari kemarin (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang
telah terjadi, anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan, anda tak
mungkin lagi menghapus kesalahan, dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan
kemarin. Biarkan hari kemarin lewat, lepaskan saja.
Yang kedua: Hari esok (FUTURE)
Hingga mentari esok hari terbit, anda
tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda
tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja.
Yang tersisa kini hanyalah: Hari ini.
(PRESENT)
Pintu masa lalu telah tertutup, pintu
masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat
mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin
dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu
dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi. Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi. Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu
mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!
2. ARTI BERSAUDARA !
Disebuah desa yang subur, hiduplah 2
lelaki bersaudara. Sang kakak telah berkeluarga dengan 2 orang anak,
sedangkan si adik masih melajang. Mereka menggarap satu lahan berdua dan
ketika panen, hasilnya mereka bagi sama rata. Disuatu malam setelah panen,
si adik duduk sendiri dan berfikir. "pembagian ini sungguh tidak adil,
seharusnya kakakku lah yang mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup
dengan istri dan kedua anaknya." Maka dimalam yang sunyi itu diam2 dia
menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkanya dilumbung padi milik
kakaknya".
Ditempat yang lain, sang kakak juga
sedang berfikir, "pembagian ini adil jika adikku mendapat bagian yang
lebih bnyak, karena ia hidup sendiri, jika terjadi apa2 dengannya tak ada yang
mengurus, sedangkan aku ada anak dan istri yang kelak
merawatku." Maka sang kakakpun bergegas mengambil satu karung dari
lumbungnya dan mengantarkan dengan diam2 ke lumbung milik sang adik.
Kejadian ini terjadi bertahun-tahun.
Dalam benak mereka ada tanda tanya, kenapa lumbung padi mereka seperti tak
berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen? Hingga disuatu
malam yang lengang setelah panen, mereka berdua bertemu ditengah jalan.
Masing-masing mereka menggotong satu karung padi. Tanda tanya dalam benak
mereka terjawab sudah, seketika mereka saling memeluk erat, mereka sungguh
terharu menyadari betapa mereka saling menyayangi.
Beginilah seharusnya kita bersaudara. Harta
tidak menjadi pemicu permusuhan melainkan menjadi perekat yang teramat kuat
diantara saudara. Tuhan telah menanamkan cinta pada hati mereka yang mau
lelah memikirkan nasib saudara2 mereka. Tuhan tak akan membiarkan kita
kekurangan jika kita selalu berusaha mencukupi kehidupan orang lain. Tuhan tak
akan menyusahkan kita yang selalu berusaha membahagiakan orang lain.
THE POWER OF GIVING!!
3. Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan
meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak
membawa uang.
Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia
ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar. Pemilik bakmi melihat anak
itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya "Nak, apakah engkau
ingin memesan bakmi?"
"Ya, tetapi aku tidak membawa
uang," jawab anak itu dengan malu-malu. "Tidak apa-apa, aku akan
mentraktirmu,"jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air
matanya mulai berlinang. "Ada apa Nak?" Tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi
aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku,
mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli
padaku.
Pemilik kedai itu berkata "Nak,
mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk
bakmi & kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi, nasi dll sampai kamu
dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.
"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih,
tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam."
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih,
tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam."
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat
menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk berterima kasih.
Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk berterima kasih.
4. Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia.
Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia
ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku
mulai berusaha mengubah kotaku.
Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.
Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa
mengubah keluargaku.
Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku
ubah adalah diriku sendiri.
Tiba-tiba
aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak
dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku
dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku
dan aku pun bisa mengubah seluruh
dunia ini."
Tidak ada
yang bisa kita ubah sebelum
kita mengubah diri sendiri.
Tak bisa kita mengubah diri sendiri sebelum
mengenal diri sendiri. Takkan kenal pada diri sendiri sebelum mampu menerima
diri ini apa adanya.
0 komentar:
Posting Komentar